1. Nama tumbuhan
Indonesia : waru
2. Klasifikasi tumbuhan
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Malvales
Suku : Malvaceae
Marga : Hibiscus
Jenis : Hibiscus tiliaceus
3. Deskripsi Tumbuhan
Pohon ini cepat tumbuh sampai tinggi 5-15 meter, garis tengah batang
40-50 cm; bercabang dan berwarna coklat. Daun merupakan daun tunggal,
berangkai, berbentuk jantung, lingkaran lebar/bulat telur, tidak
berlekuk dengan diameter kurang dari 19 cm. Daun menjari, sebagian dari
tulang daun utama dengan kelenjar berbentuk celah pada sisi bawah dan
sisi pangkal. Sisi bawah daun berambut abu-abu rapat. Daun penumpu bulat
telur memanjang, panjang 2.5 cm, meninggalkan tanda bekas berbentuk
cincin.
Bunga waru merupakan bunga tunggal, bertaju 8-11. Panjang kelopak 2.5 cm
beraturan bercangap 5. Daun mahkota berbentuk kipas, panjang 5-7 cm,
berwarna kuning dengan noda ungu pada pangkal, bagian dalam oranye dan
akhirnya berubah menjadi kemerah-merahan. Tabung benang sari keseluruhan
ditempati oleh kepala sari kuning. Bakal buah beruang 5, tiap rumah
dibagi dua oleh sekat semu, dengan banyak bakal biji. Buah berbentuk
telur berparuh pendek, panjang 3 cm, beruang 5 tidak sempurna, membuka
dengan 5 katup (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991).
4. Habitat dan Penyebaran
Waru banyak terdapat di Indonesia, di pantai yang tidak berawa,
ditanah datar, dan di pegunungan hingga ketinggian 1700 meter di atas
permukaan laut. Banyak ditanam di pinggir jalan dan di sudut pekarangan
sebagai tanda batas pagar. Pada tanah yang baik, tumbuhan itu batangnya
lurus dan daunnya kecil. Pada tanah yang kurang subur, batangnya bengkok
dan daunnya lebih lebar (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991).
5. Kandungan Kimia dan Kegunaan tumbuhan
Dalam pengobatan tradisional, akar waru digunakan sebagai pendingin bagi
sakit demam, daun waru membantu pertumbuhan rambut, sebagai obat batuk,
obat diare berdarah/berlendir, amandel. Bunga digunakan untuk obat
trakhoma dan masuk angin (Martodisiswojo dan Rajakwangun, 1995). Kandungan kimia daun dan akar waru adalah saponin dan flavonoid. Disamping itu, daun waru juga paling sedikit mengandung lima senyawa fenol, sedang akar waru mengandung tanin (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991).
6. Penelitian Antikanker
Chen et al. (2006) mengisolasi beberapa senyawa dari
kulit batang waru, yaitu : skopoletin baru (hibiscusin), amida baru
(hibiscusamide), bersama 11 senyawa yang telah dikenall yaitu asam
fanilat, P-hydroxybenzoic acid, syringic acid, P-hidroxybenzaldehyde, scopoletin, N-trans-feruloytyramine, N-cis-feruloytyramine, campuran beta-sitosterol dan stigmasterol, campuran sitostenone dan stigmasta-4,22-dien-3-one.
Dari uji sitotoksik senyawa-senyawa tersebut, terdapat tiga senyawa
yang mempunyai aktivitas antikanker sangat baik terhadap sel P-388
dan atau sel HT-29 secara in vitro dengan nilai IC 50 < 4 < µg/ml.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar