Rincian metode penentuan kadar air
sebagai berikut :
Metode gravimetri
Metode
ini digunakan untuk penetapan kadar air dalam makanan dan minuman. Prinsipnya
adalah kehilangan bobot pada pemanasan 105°C yang dianggap sebagai kadar air
yang terdapat pada sampel.
Prosedur
penentuan kadar air secara gravimetri :
sebanyak 1 – 2 g sampel dalam sebuah botol timbang
bertutup yang sudah diketahui bobotnya ditimbang dengan seksama. Untuk sampel
berupa cairan, botol timbang dilengkapi dengan pengaduk dan pasir kwarsa/kertas
saring berlipat. Sampel dikeringkan dalam oven pada suhu 105°C selama 3 jam
lalu didinginkan dalam desikator. Sampel ditimbang dan pekerjaan ini diulangi
hingga diperoleh bobot tetap.
w1
Kadar air (% v/b) = --------- x 100%
w
w =
bobot sampel sebelum dikeringkan (dalam gram).
w1 = kehilangan bobot setelah dikeringkan (dalam
gram).
Metode
gravimetri ini mudah dan murah. Akan tetapi ada kelemahannya. Kelemahan metode gravimetri antara lain :
- Bahan lain seperti alkohol, asam asetat, dan minyak atsiri juga ikut menguap dan ikut hilang bersama air
- Adanya reaksi selama pemanasan yang menghasilkan air atau zat yang mudah menguap, misal gula mengalami dekomposisi atau karamelisasi, lemak mengalami oksidasi, dan sebagainya
- Bahan yang mudah mengikat air secara kuat akan sulit melepaskan airnya meskipun sudah dipanaskan.
Solusi dari sebagian kelemahan metode ini agar proses penguapan air berjalan cepat serta
menghindari terjadinya reaksi yang menyebabkan terbentuknya air maka pemanasan
dapat dilakukan pada suhu yang lebih rendah dengan metode vakum. Cara ini akan
diperoleh hasil yang lebih mencerminkan kadar air yang sebenarnya.
Destilasi
Prinsip penentuan kadar air secara destilasi adalah mengeluarkan air dengan menggunakan pembawa cairan
kimia yang mempunyai titik didih lebih tinggi daripada air dan tidak campur dengan air serta mempunyai bobot jenis lebih rendah daripada air. Zat kimia yang dapat digunakan antara lain: toluen, xylen/xylol, benzen, tetrakloretilen.
Prinsip penentuan kadar air secara destilasi adalah mengeluarkan air dengan menggunakan pembawa cairan
kimia yang mempunyai titik didih lebih tinggi daripada air dan tidak campur dengan air serta mempunyai bobot jenis lebih rendah daripada air. Zat kimia yang dapat digunakan antara lain: toluen, xylen/xylol, benzen, tetrakloretilen.
Penentuan kadar air dengan cara destilasi :
sejumlah sampel yang
telah dipotong-potong atau telah diserbuk dan mengandung kurang lebih 2-5 mL
air ditimbang secara saksama lalu dimasukkan dalam labu destilasi dan ditambah
dengan 75 mL toluen atau xilene. Labu destilasi dipasang pada alat destilasi khusus
dengan penampung air menguap. Pemanasan destilasi diatur kira-kira ada 4 tetes toluen per detik yang jatuh dari
pendingin. Destilasi dilanjutkan sampai semua air menguap dan air dalam penampung
tidak bertambah lagi dalam waktu ± 1 jam. Volume air dibaca dan kadar air
dihitung dengan rumus:
volume air (ml)
Kadar air (% v/b) = ------------------------- x 100%
berat sampel (g)
Cara
destilasi ini baik untuk menentukan kadar air dalam zat yang mempunyai
kandungan air kecil yang sulit ditentukan dengan cara gravimetri. Penentuan air
dengan cara ini hanya memerlukan waktu ± 1 jam. Dengan cara destilasi,
terjadinya oksidasi senyawa lipid maupun dekomposisi senyawa gula dapat
dihindari sehingga penentuannya lebih tepat.
Untuk
sampel yang mengandung gula dan protein yang tinggi sering ditambah serbuk
asbes ke dalam sampel dengan tujuan untuk menghindari terjadinya superheating yang dapat menyebabkan peruraian
sampel. Untuk memperluas permukaan kontak dengan cairan kimia yang digunakan
dan memperlancar terjadinya destilasi dapat ditambahkan tanah diatomae pada
sampel yang telah digerus sebelum didestilasi.
Metode
Kimia
Ada
beberapa cara penentuan kadar air secara kimia, antara lain:
- Titrasi Karl Fisher
- Cara Kalsium karbida
Tidak ada komentar:
Posting Komentar