I. PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Tekstur tanah menunjukkan
butir-butir mineral, terutama perbandingan relatif berbagai golongan tanah
tertentu atau dengan kata lain, tekstur tanah itu menunjukkan perbandingan
komposisi partikel penyusun tanah yang ditunjukkan dengan perbandingan proporsi
relatif antara pasir, debu dan liat.
Tektur
tanah sangat berkaitan dengan pertumbuhan tanaman. Tekstur tanah mempunyai
hubungan dengan pertumbuhan tanaman begitupula juga tekstur tanah tersebut berhubungan
dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kesuburan tanaman tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, maka sangat penting halnya untuk
mengetahui tekstur tanah sebelum
melakukan suatu jenis tanaman untuk hasil yang optimal. Adapun cara yang dapat
dilakukan untuk mengetahui tekstur tanah, yaitu metode feeling, metode pipet,
dan metode hydrometer. Metode feeling untuk menentukan tekstur tanah sering
kali dinamakan di lapangan yang hanya mengandalkan indera perasa.
Sedangkan
untuk mendapatkan hasil yang sangat teliti, maka digunakanlah metode hyrometer
dalam langkah penelitian dan pengamatan tekstur tanah.
1.2 Tujuan dan
Kegunaan
Adapun tujuan dari
praktikum ini adalah untuk mengetahui kelas tekstur tanah dengan menggunakan perbandingan antara fraksi pasir, debu dan
liat dari suatu sampel tanah terganggu yang sudah diambil di lapangan serta
faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Adapun
kegunaan dari analisis tekstur tersebut, yaitu dapat memberikan gambaran
tentang tekstur tanah sehingga dapat dikaitkan dengan kesuburan tanah, sehingga
dapat pula diketahui tanah-tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman dengan
berbagai faktor yang mempengaruhi termasuk terstur tanah ini. Selain itu,
praktikum analisis tekstur ini juga dapat dijadikan referensi bagi penulis
serta pembacanya sehingga informasi yang didapat melalui praktikum ini dapat
disalurkan kepada masyarakat.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Tekstur Tanah
Tekstur tanah merupakan ukuran partikel
tanah, yang mengacu pada kehalusan atau kekasaran tanah. Lebih khasnya, tekstur
adalah perbandingan relatif pasir, debu dan liat (Foth, 1994).
Tekstur merupakan sifat
kasar-halusnya tanah dalam percobaan yang ditentukan oleh perbandingan
banyaknya zarah-zarah tunggal tanah dari berbagai kelompok ukuran, terutama
perbandingan antara fraksi-fraksi lempung, debu, dan pasir berukuran 2 mm ke
bawah (Notohadiprawito, 1978).
Tekstur tanah merupakan perbandingan kandungan
partikel-partikel tanah primer yaitu debu, liat dan pasir dalam satu masa
tanah. Partikel tanah itu mempunyai ukuran serta bentuk yang berbeda-beda yang
dapat digolongkan ke dalam tiga fraksi Ada yang berdiameter besar sehingga
mudah untuk dilihat dengan mata telanjang tetapi ada pula yang sedemikian
halusnya seperti koloidal sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang
(Rahmat, 2009).
Tekstur
tanah menunjukkan perbandingan kasar-halusnya suatu tanah, yaitu perbandingan
pasir, liat, debu serta pertikel-partikel yang ukurannya lebih kecil daripada
kerikil. Partikel-partikel tersebut dapat berupa bahan-bahan induk yang belum
terurai sempurna.
(Tan, 1991)
2.2 Klasifikasi Ukuran
Partikel Tanah dan Proporsi Fraksi
Adapun
klasifikasi ukuran partikel tanah menurut USDA (United State Departement Agriculture) dan ISSS (International
Soil Science Agriculture), antara lain:
Tabel 2. Klasifikasi ukuran partikel tanah
Partikel
(Fraksi) Tanah
|
Diameter
Partikel (mm)
USDA ISSS
|
|
Pasir
sangat kasar
Pasir
kasar
Pasir
sedang
Pasir
halus
Pasir
sangat halus
Debu
Liat
|
2,00-1,00
1,00-0,50
0,50-0,25
0,25-0,10
0,10-0,05
0,05-0,002
<0,002
|
-
2,00-0,02
-
0,20-0,02
-
0,02-0,002
<0,002
|
Tanah-tanah yang bertekstur
pasir, karena butiran-butirannya berukuran lebih besar, maka setiap satuan
berat (misalnya setiap gram) mempunyai luas permukaan yang lebih kecil sehingga
sulit menyerap (menahan) air dan unsur hara. Tanah-tanah bertekstur liat, karena
lebih halus
maka setiap satuan
berat mempunyai luas permukaan yang
lebih
besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara lebih tinggi.
Tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia daripda tanah bertekstur
kasar (Hardjowigeno, 2003)
Di lapangan tekstur tanah dapat
ditetapkan berdasarkan kepekaan indera perasa (kulit jari jempol dan telunjuk)
yang membutuhkan pengalaman dan kemahiran. Cara ini disebut
dengan metode rasa.
Melalui
perbandingan rasa
ketiganya maka secara kasar, tekstur tanah dapat diperkirakan misalnya
indera kulit merasakan
partikel-partikel
(Hanafiah, 2010):
Tabel 3. Proporsi fraksi menurut kelas tekstur tanah
Kelas
Tekstur Tanah
|
Proporsi
(%) Fraksi Tanah
Pasir Debu Liat
|
||
Pasir
(Sandy)
Pasir
berlempung (Loam Sandy)
Lempung
berpasir (Sandy Loam)
Lempung
(Loam)
Lempung
liat berpasir (Sandy Clay Loam)
Lempung
liat berdebu (Sandy silt Loam)
Lempung
berliat (Clay Loam)
Lempung
berdebu (Silty Loam)
Debu
(Silt
Liat
berpasir (Sandy clay)
Liat
berdebu (Silty clay)
Liat
(Clay)
|
>85
70-90
40-
87,5
22,5-52,5
45-80
<20
20-45
<47,5
<20
45-62,5
<20
<45
|
<15
<30
<50
30-50
<30
40-70
15-
52,5
50-87,5
>80
<20
40-60
<40
|
<10
<15
<20
10-30
20-37,5
27,5-40
27,5-40
<27,5
<12,5
37,5-57,5
40-60
>40
|
2.3 Hubungan antara Tekstur Tanah dengan Tanaman
Tanah
bertekstur liat mempunyai luas permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan
menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi. Tanah bertekstur halus lebih
aktif dalam reaksi kimia daripada tanah bertekstur kasar.
Tanah bertekstur pasir mempunyai
luas permukaan
yang lebih kecil sehingga sulit menyerap (menahan) air dan unsur
hara
(Madjid, 2009).
Tanah yang bertekstur
lempung atau liat mempunyai luas permukaan yang besar sehingga kemampuan
menahan air dan menyediakan unsur hara sangat tinggi. Tekstur tanah ringan
yaitu tanah yang didominasi fraksi pasiran lebih mudah diolah dibandingkan
dengan tekstur berat yang didominasi fraksi lempung (Hakim, 1986).
Tabel 4. Klasifikasi Luas Permukaan Fraksi Tanah Menurut
USDA
Partikel
(Fraksi) Tanah
|
Luas
Permukaan (cm2g-1)
|
Pasir
sangat kasar
Pasir
kasar
Pasir
sedang
Pasir
Pasir
halus
Pasir
sangat halus
Debu
Liat
|
11
23
45
29
91
227
454
8.000.000
|
III. METODOLOGI
3.1 Waktu dan
Tempat
Praktikum
analisis tekstur tanah ini dilaksanakan pada hari Jumat, 30 Maret 2012. Di
Laboratorium Fisika Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas
Hasanuddin, Makassar.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun
alat yang digunakan dalam praktikum analisis tekstur tanah ini yaitu:
timbangan, mixer (pengocok), botol tekstur atau erlenmeyer, cawan petri, tabung
silinder, corong, saringan, sprayer, hidrometer dan termometer.
Adapun bahan yang digunakan dalam
praktikum analisis tekstur tanah ini, yaitu: sampel tanah terganggu lapisan I
dan lapisan II, tissue, karet gelang,
kantong gula atau kantong plastik, air dan calgon 0,05%.
3.3 Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja
dalam praktikum analisis tekstur tanah, antara lain:
1. Timbang 20 g tanah kering udara dengan ukuran kurang dari
2 mm.
2. Masukkan ke dalam erlenmeyer atau botol tekstur dan
tambahkan 10 ml calgon 0,05% dan air secukupnya.
3. Tutup dengan plastik dan kocok dengan mixer selama 10
menit
4. Tuangkan isi botol tekstur tersebut ke dalam tabung
silinder 1000 ml dengan menggunakan saringan berdiameter lubang 0,05 mm dan
corong. Bersihkan botol tekstur dengan sprayer.
5. Pasir yang tertinggal dipindahkan ke dalam cawan lalu
masukkan dalam oven bersuhu 105oC selama 2 x 24 jam, selanjutnya
masukkan dalam desikator dan timbang hingga massanya diketahui.
6. Tutup tabung silinder dengan plastik dan karet. Lalu
kocok secara tegak lurus sebanyak 20 kali.
7. Setelah 15 detik, masukkan hidrometer dan termometer
(secara bergantian) ke dalam suspensi dengan hati-hati agar suspensi tidak
banyak terganggu.
8. Setelah 40 detik, baca dan catat pembacaan hidrometer
pertama (h1) dan suhu suspensi (t1)
9. Keluarkan hidrometer dan termometer dari suspensi.
10. Setelah menjelang 8 jam, catat kembali h2 dan
t2
11. Hitung berat debu dan liat dengan menggunakan persamaan
berikut:
Berat debu dan liat :
Berat liat :
Berat debu : berat (debu + liat) -berat liat………(a +
b)
Hitunglah
persentase pasir, debu dan liat dengan persamaan
% pasir :
% debu :
% liat :
12. Masukkan nilai yang didapat ke dalam segitiga tekstur.
|
1
4
2 3 6
5
8 9
12
11
10
Keterangan:
1 = liat
2 = liat berpasir
3 = lempung berliat
4 =
liat berdebu
|
5 =lempung liat
berpasir
6 =lempung liat
berdebu
7 = lempung berpasir
8 = lempung
|
9
= lempung berdebu
10
= debu
11 = pasir
12 = pasir berlempung
|
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil
Adapun hasil dari praktikum
analisis tekstur tanah, yaitu:
Tabel
5. Hasil praktikum analisis tekstur tanah
Lapisan
Tanah Pasir
(%) Debu (%) Liat(%)
|
Lapisan
I 35,2 12,2 52,6
Lapisan
II 38,1 32,1 29,8
|
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2012
5.2 Pembahasan
Berdasarkan
hasil praktikum analisis tekstur tanah, maka diperoleh hasil bahwa pada lapisan I tanah
persentase teksturnya terdiri dari pasir sebesar 35,2%, debu sebesar 12,2%, dan liat sebesar 52,6%. Kelas tekstur liat memiliki persentase
fraksi yang paling tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa permukaan fraksi liat
lebih besar apabila dibandingkan dengan permukaan fraksi pasir dan debu. Presentase
fraksi liat pada lapisan I ini lebih tinggi dibanding dengan fraksi yang lain
karena tanah tersebut banyak mengandung hara. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa tanah pada lapisan I ini merupakan tanah yang berliat dan dapat menampung
air dan hara dalam jumlah yang besar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Foth
(1994), bahwa tanah dengan kapasitas terbesar untuk menahan air melawan tarikan
gram tanah ini termasuk tekstur liat.
Sedangkan pada
lapisan tanah II, persentase teksturnya terdiri dari 38,1% pasir, 32,1% debu, dan 29,8% liat. Kelas tekstur pasir memiliki persentase
fraksi yang paling tinggi. Fraksi pasir di lapisan II lebih tinggi dibanding
dengan fraksi yang lain dan dapat dikaitkan dengan proses pelapukan batuan
induknya. Tanah pada lapisan II jika
dipegang teksturnya agak halus, licin dan agak melekat di tangan serta
mempunyai pori – pori sedang sehingga air lebih
mudah masuk ke dalam sehingga
tanah
ini lebih aktif dalam reaksi kimia. Hal ini sesuai dengan pendapat Hanafiah
(2005) bahwa tanah yang bertekstur halus, licin dan agak melekat merupakan
tanah yang tergolong tanah yang bertekstur lempung berliat.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun
kesimpulan dari praktikum ini, yaitu tanah pada lapisan I mempunyai 35,2%
fraksi pasir, 12,2% fraksi debu dan 52,6% fraksi liat. Dengan demikian, tanah
pada lapisan I ini tergolong dalam kelas tekstur liat (clay). Sedangkan pada lapisan II mempunyai 38,1% fraksi pasir,
32,1% fraksi debu dan 29,8% fraksi liat. Dengan demikian, tanah pada lapisan II
ini tergolong dalam kelas tekstur lempung berliat (clay loam).
5.2 Saran
Adapun
saran yang dapat diberikan terkait dengan praktikum analisis tekstur ini, yaitu
prosedur kerja yang dilakukan di buku penuntun dan yang terjadi di laboratorium
pada saat praktikum seharusnya sejalan agar diperoleh hasil yang lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Foth,
Hendry D. 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Edisi
keenam. Erlangga: Jakarta.
Hakim, N. 1986. Dasar-Dasar Ilmu
Tanah. Universitas
Lampung: Lampung.
Hanafiah,
K. A. 2010. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.
Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Hardjowigeno,
Sarwono. 1987. Ilmu Tanah.
Penerbit Madyatama Sarana: Yogyakarta.
Kusnadi,
Rahmat. 2009. Tekstur Tanah. Diakses
dari http://mastegar.blogspot.com pada tanggal 1 April
2012 pukul 20:09 WITA, Makassar.
Notohadiprawito, R. M. Tejoyuwono.
1978. Asas-Asas Pedologi. Departemen
Ilmu Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta.
Tan, K. H. 1991. Principles of Soil
Chemistry (Dasar-Dasar Kimia Tanah). Gadjah Mada
University Press: Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar