BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Air
adalah kebutuhan pokok seluruh makhluk hidup. Walaupu begitu air
merupakan senyawa kimia yang sederhana, memiliki sifat unik dan sangat
bermanfaat dalam proses kimia dan biologi. Proses-proses tersebut sangat
mempengaruhi hamper setiap aspek perkembangan dan sifat tanah, mulai
dari pelapukan mineral hingga dekomposisi bahan organik juga pada
pertumbuhan tanaman hingga polusi air tanah.
Kita
semua sangat mengenal air, dalam kehidupan untuk minum, mencuci
pakaian, mandi dan mengirigasi lahan. Tetapi air dalam tanah agak
berbeda dengan air yang kita minum sehari-hari. Didalah tanah, air
berkontak langsung dengan partikel-partikel padatan tanah terutama yan
berukuran koloid.
Interaksi
air dengan tanah berpengaruh terhadap berbagai fungsi ekologi tanah dan
praktek-praktek pengolahan tanah. Interaksi ini menentukan berapa
bnayak air hujan yang masuk kedalam tanah dan yang mengalir ipermukaan
tanah. Keseimbangan antara air dan udara dalam ruang pori tanah, akan
mempengaruhi tingkat perubahan temperatur tanah, metabolisme organisme
didalam tanah, dan kapasitas tanah dalam menyimpan dan menyediakan air
untuk tumbuhan.
Keberadaan
air dalam tanah sangat penting, karena kekurangan maupun kelebihan air
akan member pengaruh buruk bagi kehidupan, untuk itu kita perlu
mengetahui kadar air dalam tanah.
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan diadakannya praktikum ini antara lain:
• Agar mahasiswa mengetahui dan mengerti keberadaan air dalam tanah;
• Agar mahasiswa mengetahui dan mengerti interaksi air dengan tanah;
• Agar mahasiswa mengetahui kandungan air dalam tanah.
• Agar mengetahui cara pengukuran kadar air pada tanah.
• Agar mengetahui berapa kadar air yang terdapat pada tanah yang dalam keadaan jenuh, kapasitas lapang dan kering udara.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Pustaka
Menurut Soepardi, 1987 hal : 26 Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan
di bawah permukaan tanah. Air dalam tanah menyebabkan partikel tanah
mengembang dan mengkerut teikat satu sama lain membentuk struktur tanah.
Air tanah merupakan salah satu sumber daya air
yang keberadaannya terbatas dan kerusakannya dapat mengakibatkan dampak
yang luas serta pemulihannya sulit dilakukan,sedangkan kdar air tanah
adalah jumlah air yang terkandung didalam tanah per satuan tertentu. Air
tanah juga berperan dalam reaksi-reaksi kimia tanah yang dapat
melepaskan dan mengikat unsur hara dalam tanah dan melarutkan
unsur-unsur hara dalam tanah sehingga menyebabkan kemasaman dan kebasaan
dalam air tanah.
Wesley,
1973 hal : 33 Bila kadar air tanah rendah maka tanah akan keras atau
kaku sehingga sulit untuk dipadatkan. Pada kadar air tanah tinggi
kepadatan tanah akan rendah karena pori-pori tanah menjadi terisi air.
Menurut
Rachmat Sutanto hal : 45 Tanah pada kedalaman tertentu selalu dijenuhi
air yang disebut dengan air tanah. Air tanah dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu air tanah dangkal dan air tanah dalam. Air tanah dangkal
terdapat pada bidang tanah yang mempunyai pengaruh besar terhadap proses
pembentukan tanah. Melalui profil, kedalaman air tanah dapat diduga
berdasarkan tinggi muka air tanah yang selalu mengalami periode naik
turun sesuai dengan keadaan musim atau factor lingkingan luar lainnya.
Menurut
Ayers dan perumpral (1982) hal : 48 Kandungan air tanah juga sangat
berpengaruh terhadap pengolahan tanah. Penggolongan kadar air tanah
(jenuh, lembab dan kering) mengikuti kondisi lapangan yang biasa
terdapat dan berlaku dikalangan petani. Tanah jenuh adalah kondisi tanah
yang jenuh air. Kondisi tanah jenuh memiliki sifat lunak, lekat dan
liat. Sedangkan tanah kering adalah tanah yang sama sekali tidak
terairi, tanah kering dicirikan oleh tanahnya bersifat kering,
retak-retak, keras dan kasar bila diraba. Untuk tanah lembab dicirikan
pada kondisi air tanah yang optimum yaiti terjadi penggenangan sampai
batas kapasitas lapang atau kondisi remah.
Hardjowigeno, S., 1992 hal : 27 Kadar
air dalam tanah Alfisol dapat dinyatakan dalam persen volume yaitu
persen volume air terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan
karena dapat memberikan gambaran tentang ketersediaan air pada
pertumbuhan pada volume tanah tertentu. Cara penetapan kadar air tanah
dapat digolongkan dengan beberapa cara penetapan kadar air tanah dengan
gravimetric, tegangan atau hisapan, hambatan listrik dan pembauran
neutron.
Faktor – faktor yang mempengaruhi ketersediaan air tanah antara lain :
(1) Tekstur tanah
(2) Kadar bahan organic tanah
(3) Senyawa kimia
(4) Kedalaman solum
selain
faktor diatas ketersediaan air tanah juga dipengaruhi oleh iklim dan
tanaman ,faktor iklim yang berpengaruh meliputi curah
hujan,temperatur,dan kecepatan angin,yang pada prinsipnya terkait dengan
suplai air dan evapotranspirasi.Faktor tanaman yang berpengaruh
meliputi bentuk dan kedalaman perakaran,toleransi terhadap
kekeringan,serta tingkat dan stadia pertumbuhan,yang pada prinsipnya
terkait dengan kebutuhan air tanaman.(Hanafiah K.A. 2005. hal 115- 117 )
BAB III
CARA KERJA
3.1. Alat dan Bahan
• Beaker glass 250 cc - Timbangan
• Kertas saring/tissue - Contoh tanah biasa
• Pipa kapiler - Hand sprayer
• Plastik (lembran) - Kaleng oven
• Karet gelang - Oven
3.2. Langkah Kerja
A. Menentukan kadar air tanah kering udara
• Langkah
pertama mengambil dan menimbang kaleng oven yang sudah tersedia dan
mencatat berat masing-masing kaleng disertai tanda nomer yang tertera
dibawah kaleng oven;
• Menimbang dan mengisi kaleng oven dengan tanah berat udara yang telah tersedia lalu menimbangnya kembali;
• Kemudian biarkan sampai 24 jam;
• Kemudian mengovennya pada suhu 105o C selama 24 jam.
B. Menentukan kadar air tanah kapasitas lapangan
• Langkah pertama meletakkan kertas saring/tissue didasar beaker glass yang sudah tersedia;
• Menghaluskan dan memasukkan tanah kering ke dalam beaker glass + 250 cc yang telah diletaki tissue sambil digoyang-goyang dengan tujuan kepadatan tanah rata;
• Menyemprot permukaan tanah yang sudah berada dalam beaker glass dengan hand sprayer sampai + 1/3 bagian tinggi tanah;
• Meletakkan pipa kapiler persis ditengah-tengah beaker glass;
• Melubangi
plastik yang sudah menjadi lembaran bagian tengahnya untuk memasukkan
pipa kapiler yang akan ditancapkan ditengah-tengah beaker glass lalu
palstik diikat dengan karet gelang untuk menjaga tanah kehilangan air
karena penguapan yang berlebih yang sudah ada biarkan selama 24 jam;
• Mengambil
sampel dengan cara mengambil tanah bagian dasar sebanyak 2 kaleng oven
setelah 24 jam sebanyak 2 kaleng oven untuk perbandingan dengan data
pengambilan sample sebelum dibiarkan selama 24 jam, kemudian dimasukkan
dioven selama 24 jam.
C. Menentukan kadar air jenuh
· Langkah pertama yang dilakukan adalah menimbang kaleng oven yang akan digunakan untuk wadah sampel.
· Langkah selanjutnya adalah menyiapkan beaker glass dan meletakan kertas saring/tissu di dasar beaker glass .
· Tanah
yang sudah dihaluskan kemudian dimasukan kedalam beaker glass hingga
250 cc, lalu tanah dibasahi dengan cara menyemprotkan air hingga air meresap sampai 1/3 bagian.
· Selanjutnya
dilakukan pengambilan sampel dengan langsung mengambil tanah bagian
atas (tanah pada beaker glass yang masih jenuh akan air).
· Kemudian tanah tersebut dimasukan kedalam kaleng oven dan ditimbang.
· Biarkan selama satu hari kemudian oven selama 24 jam pada suhu oven 105oC.
· Setelah 24 jam tanah yang di oven dikeluarkan lalu dilakukan penimbangan kembali
BAB IV
HASIL
4.1. Tabel data pengamatan
Sample
|
Berat kaleng
|
berat tanah+kaleng(so)
|
Berat tanah +kaleng(ko)
| |||
Jenuh
|
29
35
|
3gram
3gram
|
29
35
|
14gram
11gram
|
29
35
|
10gram
9gram
|
Kapasitas lapang
|
51
46
|
4gram
4gram
|
51
46
|
11gram
15gram
|
51
46
|
10gram
12gram
|
Kering udara
|
44
52
|
3gram
3gram
|
44
52
|
18gram
16gram
|
44
52
|
16gram
15gram
|
4.2. Perhitungan
a. Berat Tanah (SO dan KO)
- Berat tanah sebelum di oven(so) = (Berat tanah Sebelum di oven+Berat kaleng ) – berat kaleng .
- Berat tanah sesudah di oven(ko) = (Berat tanah KO+Berat kaleng n) – berat kaleng.
1. Sampel Kering Udara
- Berat tanah sebelum di oven(so) kl 44 =18 gram -3 gram = 15 gram
- Berat tanah sebelum di oven(so) kl 52 =16 gram – 3 gram =13 gram
- Berat tanah setelah di oven (ko) kl 44 = 16 gram – 4 gram =14 gram
- Berat tanah setelah di oven (ko) kl 52 = 15 gram – 3 gram = 12 gram
2. Sampel Kapasitas Lapang
- Berat tanah sebelum di oven(so) kl 51 =11 gram – 4 gram = 7 gram
- Berat tanah sebelum di oven(so) kl 46 =15 gram – 4 gram = 11gram
- Berat tanah setelah di oven (ko) kl 51 = 10 gram – 4 gram = 6 gram
- Berat tanah setelah di oven (ko) kl 46 = 12 gram – 4 gram = 8 gram
3. Sampel Jenuh
- Berat tanah sebelum di oven(so)kl 29 =14 gram – 3 gram = 11gram
- Berat tanah sebelum di oven(so)kl 35 =11 gram – 3 gram = 8 gram
- Berat tanah setelah di oven(ko kl 29 = 10 gram – 3 gram = 7 gram
- Berat tanah setelah di oven (ko) kl 35 = 9 gram – 3 gram = 6 gram
b. Berat Air Tanah
Berat air tanah dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Berat Air = Berat tanah SO – Berat tanah KO.
Jadi :
· Berat air Sampel jenuh klg 29: 11 – 7 = 4
· Berat air Sampel jenuh klg 35: 8 – 6 = 2
· Berat air Sampel Kapasitas lapang klg 51: 7 – 6 = 1
· Berat air Sampel Kapasitas lapang kgl 46: 11 – 8 = 3
· Berat air Sampel Kering udara klg 44: 15 – 13 = 2
· Berat air Sampel Kering udara klg 52: 13 – 12 = 1
c. Kadar Air Persen Massa
|
4.3. Tabel Hasil Perhitungan
Sample
|
Berat Kaleng
|
Berat Tanah+Kaleng (SO)
|
Berat Tanah+Kaleng (KO)
|
Berat Tanah (SO)
|
Berat Tanah (KO)
|
Berat Air
|
KA Tanah (% massa)
|
Jenuh
|
3
|
14
11
|
10
9
|
11
8
|
7
6
|
4
2
|
57,14
33,33
|
Kapasitas Lapang
|
4
|
11
15
|
10
12
|
7
11
|
6
8
|
1
3
|
16.66
37,5
|
Kering udara
|
3
|
18
16
|
16
15
|
15
13
|
14
12
|
2
1
|
15,38
8,33
|
Keterangan :
: Data pengamatan
| ||||
BAB VI
PEMBAHASAN
4.1. Batas hasil yang diperoleh
Dari hasil pengamatan Pada pengamatan kadar air tanah dari masing – masing sampel tanah dilakukan dua kali pengamatan.
Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa kadar air pada tanah jenuh yaitu kaleng (29) 57,14 % dan kaleng (35) 33,33 % disini terjadi penigkatan, karena tanah pada keadaan yang basah atau jenuh sehingga air mengisi seluruh pori-pori tanah baik pori mikro maupun makro.
Pada kapasitas lapangan yang di biarkan selama 24 jam kadar air tersebut yaitu kaleng (51) 16,66 % dan kaleng (46) 37,5 %
karena air yang jatuh kedalam tanah hanya sebentar dan selanjutnya air
tersebut akan terjadi pergerakan air secara cepat kebawah meninggalkan
pori – pori makro dan sebagai gantinya maka dijumpai pori makro yang
terisi oleh udara. Sedangkan air berada pada pori mikro dan pori
kapiler.
Pada kering udara yaitu kaleng (44) 15,38 % dan kaleng (52) 8,33 % karena air yang tersimpan didalam tanah sedikit dan berada dalam pori mikro yang terkecil.
Air
didalam tanah memiliki perilaku yang spesifik, karena adanya berbagai
gaya yang bekerja pada air. Ketersediaan air dalam tanah dipengaruhi:
Faktor – faktor yang mempengaruhi ketersediaan air tanah antara lain :
- Tekstur tanah
Kemampuan
air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah. Tanah- tanah bertekstur
kasar mempunyai daya menahan air yang lebih kecil daripada tanah yang
bertekstur halus. Oleh karenanya tanaman yang ditanam pada tanah pasir
umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung
atau liat.
- Kadar bahan organik tanah
Semakin tinggi kadar bahan organik tanah (BOT) akan makin tinggi kadar dan ketersediaan air dalam tanah.
- Senyawa kimia
Semakin
banyak senyawa kimiawi dalam tanah akan menyebabkan kadar dan
ketersediaan air tanah menurun. Tanah kering udara adalah tanah yang
tidak terkena cahaya matahari langsung. Berdasarkan data dalam penetapan
kadar air tanah kering udara/andosol lebih mampu menyerap air
dibandingkan tanah inceptisol.
- Kedalaman solum
Selain
faktor diatas ketersediaan air tanah juga dipengaruhi oleh iklim dan
tanaman ,faktor iklim yang berpengaruh meliputi curah
hujan,temperatur,dan kecepatan angin,yang pada prinsipnya terkait dengan
suplai air dan evapotranspirasi.Faktor tanaman yang berpengaruh
meliputi bentuk dan kedalaman perakaran,toleransi terhadap
kekeringan,serta tingkat dan stadia pertumbuhan,yang pada prinsipnya
terkait dengan kebutuhan air tanaman.
Ketersediaan air dalam tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor:
· Banyaknya
curah hujan atau suplay air, ini berkorelasi positif terhadap kadar air
tanah semakin banyak curah hujan maka kadar air tanah akan semakin
banyak pula, namun ini juga sangat bepengaruh pada kemampuan tanah
memegang air.
· Kemampuan
tanah memegang air, semakin baik kemampuan tanah memegang air maka air
yang tersimpan pada tanah (KA tanah) juga akan semakin banyak/tinggi.
Kemampuan tanah memegang air dipengaruhi oleh :
ü Kandungan bahan organik, semakin banyak bahan organik maka kemampua tanah menyimpan air akan semakin baik.
ü Tekstur
tanah, tekstur tanah juga mempengaruhi pori-pori tanah, tanah yang
kasar akan lebih banyak memiliki pori makro daripada tanah denngan
tekstur halus sehingga daya penyimpanan airnya lebih rendah daripada
tanah dengan tekstur halus.
· Besarnya
evaporasi, semakin besar tingkan evaporasi maka akan semakin banyak air
yang hilang dari tanah sehingga KA tanah akan berkurang.
· Senyawa kimia, semakin banyak senyawa kimia pada tanah maka kadar air tanah akan semakin menurun.
Topografi,
topografi mempengaruhi penyerapan air pada tanah, pada tipografi yang
datar air akan cepat terseram oleh tanah dan penyerapannya merata, pada
topografi lereng maka air yang terserap oleh tanah akan lebih sedikit
karena air bergerak bebas (mengalir) sedang pada topografi cekung
apabila ada air maka tanah dibawahnya akan jenuh oleh air dan bahkan
berlebihan (air akan menggenang).
BAB VII
KESIMPULAN
7.1. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa :
1. Kadar air tanah dalam kondisi jenuh : kaleng 29 (57,14 %) dan kaleng 35 (33,33 %), kapasitas lapang : kaleng 51 (16,66 %) dan kaleng 46 (37,5 %) kering udara : kaleng 44 (15,38 %) dan kaleng 52 (8,33%).
2. Kadar air tertinggi terdapat pada tanah dalam kondisi jenuh
3. Kadar
air pada tanah yang dalam kondisi kapasitas lapang memiliki kadar air
yang lebih rendah dari pada kadar air pada tanah dalam keadaan jenuh
namun lebih tinggi daripada kadar air yang terdapat pada tanah dalam
keadaan kering udara.
4. Kadar
air tanah pada tanah dalam keadaan kering udara lebih rendah dibanding
kadar air pada tanah dalam kondisi jenuh dan kapasitas lapang.
5. Faktor yang mempengaruhi kadar air tanah adalah :
· Banyaknya curah hujan atau Suplay air.
· Kemampuan tanah menahan air.(dipengaruhi oleh kadar bahan organik dan tekstur)
· Besarnya evapotranspirasi (penguapan langsung melalui tanah dan melalui vegetasi).
· Senyawa kimiawi atau kandungan garam-garam.
· Topografi.
DAFTAR PUSTAKA
Sutanto, R. 2005, hal : 45 Dasar Ilmu Tanah. Kannisius : Yogyakarta
Hardjowigeno, S. 1995. Hal : 27 Ilmu Tanah. Media Sarana Perkasa : Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar