Rabu, 04 November 2015

Analisi tekstur tanah

I.    PENDAHULUAN
1.1.   Latar Belakang
Sifat-sifat fisika tanah berhubungan erat dengan kelayakan pada banyak penggunaan (yang diharapkan dari) tanah. Kekokohan dan kekuatan pendukung, drainase dan kapasitas penyimpnan air, plastisitas, kemudahan ditembus akar, aerasi, dan penyimpanan hara tanaman semuanya secara erat berkaitan dengan kondisi fisika tanah. Oleh karena itu, erat kaitannya jika seseorang berhadapan dengan tanah dia harus mengetahui seberapa jauh dan dengan cara apa sifat-sifat tersebut dapat diubah. Hal ini berlaku apakah tanah itu akan digunakan sebagai medium untuk pertumbuhan tanaman atau sebagai bahan structural dalam pembangunan jalan raya, bendungan, dan fondasi untuk gedung, atau untuk sistem pembuangan limbah.
            Ukuran partikel tanah dinyatakan dalam istilah tekstur, yang mengacu pada kehalusan atau kekasaran tanah. Tekstur tanah adalah perbandingan relatif antara tiga fraksi yaitu pasir, debu, dan liat. Tekstur tanah penting oleh karena komposisi ketiga fraksi butir-butir tanah tersebut akan menentukan sifat-sifat fisika dan kimia tanah. Tekstur tanah sering mempunyai hubungan dengan aerasi, kapasitas tukar kation dan kesuburan tanah. Walaupun juga faktor lain dapat mengubah hubungan tersebut. Tekstur tanah juga menunjukkan kasar halusnya tanah dari fraksi tanah halus.
            Tekstur tanah menunjukkan kasar atau halusnya suatu tanah. Pada beberapa tanah, krikil, batu dan batuan induk dari lapisan-lapisan tanah yang ada juga mempengaruhi tektur dan mempengaruhi penggunaan tanah. Perkiraan atau penentuan tekstur tanah diperlukan pada saat menyelidiki tanah-tanah di lapang. Dalam menentukan tekstur tanah dapat digunakan beberapa metode. Metode yang digunakan di lapangan untuk menentukan tekstur tanah yaitu metode feeling, selain itu juga terdapat metode hydrometer. Untuk melakukan metode ini maka dilakukan analisa tekstur di laboratorium. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan praktikum mengenai tektur tanah untuk perbandingan relative antara fraksi pasir, debu dan liat.

1.2.      Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum analisis ukuran partikel (Tekstur) adalah untuk mengetahui perbandingan fraksi pasir,fraksi liat dan fraksi debu yang terdapat pada tanah alfisol serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Kegunaan dari praktikum analisis ukuran partikel (Tekstur) adalah untuk pengolahan tanah lebih lanjut dan penentuan varietas tanaman apa saja yang dapat ditanam pada daerah (tanah) tersebut.
II.    TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tekstur tanah
Tekstur tanah adalah susunan berat nisbi fraksi pasir, debu, dan liat. Tanah berpasir adalah tanah-tanah yang tersusun tak kurang dari 70% berat pasir dan dimasukkan ke dalam tanan yang bertekstur kasar. Tanah berlempung adalah tanah bertekstur agak kasar, sedang dan agak halus mencakup kelas-kelas tekstur yang sangat luas. Tanah berliat adalah tanah yang mengandung sekurang-kurangnya 35% berat liat dan dalam beberapa kelas mengandung tidak boleh kurang dari 40% berat liat. Tanah yang tidak mengandung tidak kurang dari 40% berat liat menunjukkan sifat-sifat yang nyata. Tanah liat digolongkan tanah yang bertekstur halus (Pairunan,dkk 1992).
            Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung pada tanah (Badan Pertanahan Nasional). Dari ketiga jenis fraksi tersebut partikel pasir mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu 2 - 0.05 mm, debu dengan ukuran 0.05 - 0.002 mm dan liat dengan ukuran < 0.002 mm (penggolongan berdasarkan USDA). Keadaan tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap keadaan sifat-sifat tanah yang lain seperti struktur tanah, permeabilitas tanah, porositas dan lain-lain (Abdullah, 1987).
Tekstur tanah merupakan salah satu sifat tanah yang mempengaruhi kepekaan tanah terhadap erosi dimana tanah dengan tekstur kasar seperti pasir adalah tahan terhadap erosi, kerena butir-butir yang besar (kasar) tersebut memerlukan lebih banyak tenaga untuk mengangkut. Tekstur halus seperti liat, tahan terhadap erosi karena daya rekat yang kuat sehingga gumpalannya sukar dihancurkan. Tekstur tanah yang paling pekater hadap erosi adalah debu yang pasir sangat halus. Oleh Karena itu makin tinggi kandungan debu dalam tanah, maka tanah menjadi peka terhadap erosi (Anonim, 2011). Tekstur tanah dibagi menjadi 3 golongan yaitu pasir, debu dan liat. Pasir merupakan partikel terbesar dengan ukuran 2-0,063 m, debu 0,063-0,0002 dan liat < 0,002 m (Foth, 1991).
2.2.      Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tekstur Tanah
Faktor-faktor yang mempengaruhi tekstur tanah adalah komposisi mineral dan batuan atau bahan induk, sifat dan cepatnya proses pembentukan tanah lokal, serta umur relatif tanah. Peran tekstur tanah mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman, hasil penelitian pengaruh tekstur tanah terhadap produksi jagung & kentang. Keadaannya tumbuh ideal pada tanah bertekstur tanah pasir apabila disertai irigasi. Tanah bertekstur halus terdiri dari sebagian besar debu dan lempung, sifat liat dan lekatnya sanagat menentukan tanah sukar diolah atau tanah berat (Foth,1995).
III. BAHAN DAN METODE
3.1.Waktu dan Tempat
Praktikum tekstur tanah dilaksanakan pada hari Selasa, 3 April 2012 pada pukul 16.00 WITA - Selesai, di Laboratorium Fisika Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.
3.2.    Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan pada pratikum tekstur tanah ini yaitu hidrometer, timbangan, mesin pengocok, silinder sedimentasi, saringan, corong, sprayer, cawan, tissue, botol tekstur, serta termometer.
Adapun bahan yang digunakan pada pratikum tekstur tanah ini yaitu sampel tanah lapisan 1 dan 2, aquades, larutan calgon, kantung plastik gula, karet gelang, serta kertas label.
3.3.      Prosedur Kerja
Urutan kerja yang telah dilakukan pada praktikum adalah :
1.    Timbang 20 gr tanah kering udara, butir-butir tanah ini berukuran dari 2 mm.
2.    Masukkan kedalam botol tekstur dan tambahkan 10 ml calgon 0,05% dan air secukupnya.
3.    Kemudian kocok dengan mixer sekitar 4 menit.
4.    Tuangkan secara kualitatif semua isisnya kedalam silinder sedimentasi 1000 ml yang di atasnya dipasangi saringan dengan dameter lubang 0,05 mm dan dibersihkan botol tekstur dengan bantuan botol semprot.
5.    Semprot dengan spreyer sambil mengaduk semua suspensi yang masih tertinggal pada saringan hingga semua partikel debu dan liat turun ke silinder sedimentasi (air saringan telah jernih).
6.    Pasir yang tertinggal dipindahkan kedalam cawan kemudian masukan ke dalam oven bersuhu 1050 selama 2x24 jam, kemudian timbang pasir tersebut (catat sebagai nilai C gram).
7.    Cukupkan larutan suspensi dalam silinder sedmentasi dengan air destilasi hingga 1000 ml
8.    Angkat selinder sedimentasi, sumbat dengan plastik dan ikat dengan karet lalu kocok dengan membolak-balik tegak lurus 1800 sebanyak 10 kali
9.    Setelah 15 detik, masukkan hydrometer kedalam suspensi dengan hati-hati suspensi tidak banyak terganggu.
10    Setelah 40 detik, baca dan catat pembacaan hydrometer pertama (H1) dan suhu suspensi (t1)
11    Dengan hati-hati keluarkan hydrometer dari suspensi
12    Simpan selama ± 8 jam, kemudian masukkan hydrometer dan catat pembacaan
Hydrometer kedua (H2) dan suhu suspensi (t2)
13 Menghitung berat debu dan liat dengan menggunakan persamaan di bawah ini :
      Berat debu dan liat           =  - 0,5 ……………… (a)
Berat liat                           = ........……………… (b)
Berat debu                        =  Berat (debu = liat) – berat liat ………(a + b)
14. Menghitung persentase pasir, debu dan liat dengan persamaan :
% Pasir                              = x 100 %
% Debu                             = x 100 %
% Liat                               = x 100 %
16.    Masukkan nilai yang di dapat dalam segitiga tekstur.
Keterangan:
1          = Pasir                                                 7          = Lempung liat berpasir
2          = Pasir berlempung                             8          = Lempung berliat
3          = Lempung berpasir                            9          = Lempung liat berdebu
4          = Lempung                                          10        = Liat berpasir
5          = Lempung berdebu                            11        = Liat berdebu
6          = Debu                                                            12        = Liat
IV.    HASIL  DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, maka diperoleh data dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Lapisan
Pasir (%)
Debu (%)
Liat (%)
Tekstur
I
92,45
1,01
6,58
 liat
II
92,45
1,54
6,01
Liat
4.2. Pembahasan
Pada lapisan I persentase pasir 92,45%, debu 1,01%, serta liat 6,58% pada lapisan I ini bertekstur liat karena itu berteksturnya halus dan mempunyai luas permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Pairunan (1997), bahwa liat dapat menyimpan air lebih banyak daripada pasir karena liat memiliki permukaan yang halus yang dapat diseliputi air. Bahan organik dapat membantu mengatasi masalah kelebihan air. Tanah berliat seperti halnya bahan organic membantu masalah air pada tanah berpasir.
            Pada lapisan II juga  memiliki tekstur tanah liat. Hal ini disebabkan karena pada lapisan II merupakan tekstur yang agak halus dimana dapat membentuk gulungan jika dipirit namun ketika dibengkokkan maka tidak  akan mudah patah. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Hardjowigeno (2003) bahwa tekstur liat terasa agak melekat, dan membentuk bola agak teguh, membentuk gulungan jika dipirit, gulungan tidak mudah hancur.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa :
Berdasarkan hasil percobaan, maka dapat disimpulkan bahwa :
Ø  Lapisan I pada tanah Alfisol memiliki persentase tertinggi adalah pasir, sebesar 92,40 %, kemudian liat  sebesar 6,58 % dan terendah adalah debu 1,01 %.
Ø  Lapisan II pada tanah Alfisol memiliki persentase tertinggi adalah pasir sebesar  92,45 %, kemudian liat sebesar 6,01 % dan terendah adalah debu 1,54 %.
Ø  Faktor-faktor yang mempengaruhi tekstur tanah adalah komposisi mineral dan batuan / bahan induk, sifat dan cepatnya proses pembentukan tanah lokal, serta umur relatif tanah.
5.2. Saran
Berdasarkan dari pengamatan yang telah dilakukan bahwa tanah yang dipakai pada percobaan ini merupakan tanah yang cukup subur, maka sebaiknya ditanami dengan tanaman yang berproduksi tinggi dengan perawatan yang baik.
 
LAMPIRAN
Lapisan
H1
H2
T1
T2
C
I
3,8
4
28
25
32
II
6
4
26
28
42
Lapisan I
Berat debu dan liat = -0.5
                                = -0.5
                                = -0,5 = 2,63………….(a)
Berat liat                 =
                                =  = 2,28…………..(b)
Berat Debu             = Berat debu dan liat – berat liat
                                = 2,63-2,28
                                = 0,35 gr
% pasir                    =  x 100%
                               = x 100% = 92,41%
% debu                   =
                                =
% liat                      =
                                =
Lapisan II
Berat debu dan liat = -0.5
                                = -0.5
                                = -0,5 = 3,43………….(a)
Berat liat                 =
                                =  = 2,73…………..(b)
Berat Debu             = Berat debu dan liat – berat liat
                                = 3,43-2,73
                                = 0,7 gr
% pasir                    =  x 100%
                               = x 100% = 92,45%
% debu                   =
                                =
% liat                      =
                                =

Tidak ada komentar:

Posting Komentar