Srikaya(Annona squamosa L.)
1. Nama tumbuhan
Nama ilmiah: Annona squamosa L.
Nama lokal : srikaya
2. Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Ranunculales
Suku : Annonaceae
Marga : Annona
Jenis : Annona squamosa L. (Syamsuhidayat, 1991)
3. Uraian Tanaman
Kulit pohon tipis berwarna keabu-abuan, getah kulitnya beracun. Batangnya (pada dahan) coklat muda, bagian dalamnya berwarna kuning muda dan agak pahit. Pada bagian ranting berwarna coklat dengan bintik coklat muda, lenti sel kecil, oval, berupa bercak bulat pada batang.
Daun tunggal, bertangkai, kaku, letaknya berseling. Helai daun berbentuk lonjong hingga jorong menyempit, ujung dan pangkal runcing, dasar lengkung, tepi rata, panjang 5-17 cm, lebar 2-7,5 cm, permukaan daun berwarna hijau, bagian bawah hijau kebiruan, sedikit berambut atau gundul. Rasanya pahit, sedikit dingin. Tangkai daun 0.4-2,2 cm panjangnya.
Bunganya bergerombol pendek menyamping dengan panjang sekitar 2.5 cm, sebanyak 2-4 kuntum bunga kuning kehijauan (berhadapan) pada tangkai kecil panjang berambut dengan panjang ± 2 cm, tumbuh pada ujung tangkai atau ketiak daun. Daun bunga bagian luar berwarna hijau, ungu pada bagian bawah, membujur, panjangnya 1.6-2.5 cm, lebar 0,6-0,75 cm. Daun bunga bagian dalam sedikit kebih kecil atau sama besarnya. Terdapat banyak serbuk sari, bererombol, putih, panjang kurang dari 1.6 cm, putik berwarna hijau muda. Tiap putik membentuk semacam kutil, panjang 1.3-1.9 cm, lebar 0,6-1,3 cm yang tumbuh menjadi kelompok-kelompok buah. Berbunga dengan bantuan kumbang nitidula.
Buahnya buah semu, berbentuk bola atau kerucut atau menyerupai jantung, permukaan berbenjol-benjol, warna hijau berbintik (serbuk bunga) putih, penampang 5-10 cm, menggantung pada tangkai yang cukup tebal. Jika masak, anak buah akan memisahkan diri satu dengan yang lain, berwarna hijau kebiruan. Daging buah berwarna putih semikuning, berasa manis. Biji membujur di setiap karpel, halus, coklat tua hingga hitam, panjang 1,3-1,6 cm. Biji masak berwarna hitam mengkilap (Syamsuhidayat, 1991).
4. Kandungan Kimia
Secara umum, tanaman srikaya mengandung skuamosin, asimicin (Taylor and Francis, 1999), atherospermidine (Petasai, 1986), lanuginosin, alkaloid tipe asporfin (anonain) dan bisbenziltetrahidroisokinolin (retikulin). Pada organ–organ tumbuhan ditemukan senyawa sianogen. Pulpa buah yang telah masak ditemukan mengandung sitrulin, asam aminobutirat, ornitin, dan arginin. Biji mengandung senyawa poliketida dan suatu senyawa turunan bistetrahidrofuran; asetogenin (skuamostatin C, D, anonain, anonasin A, anonin 1, IV, VI, VIII, IX, XVI, skuamostatin A, bulatasin, bulatasinon, skuamon, ncoanonin B, neo desasetilurarisin, neo retikulasin A, skuamosten A, asmisin, skuamosin, sanonasin, anonastatin, neoanonin). Juga ditemukan skuamosisnin A, skuamosin B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N; skuamostatin B, asam lemak, asam amino dan protein. Komposisi asam lemak penyusun minyak lemak biji srikaya terdiri dari metil palmitat, metil stearat, metil linoleat. Daun mengandung alkaloid tetrahidro isokuinolin, p-hidroksibenzil-6,7-dihidroksi-1,2,3,4-tetrahidroisokinolin (demetilkoklaurin=higenamin). Bunga mengandung asam kaur-1,6-ene-1,9-oat diinformasikan sebagai kornponen aktif bunga srikaya. Akarnya mengandung flavonoid, borneol, kamfer, terpen, alkaloid anonain, saponin, tanin, dan polifenol. Kulit kayu mengandung flavonoid, borneol, kamfer, terpen, dan alkaloid anonain. Buah muda mengandung tanin.
5. Penelitian Antikanker
Senyawa-senyawa asetogenin (skuamostanin A, B, C, dan D) serta annotemoyin-1 dan -2, dan glukopiranosid kolesteril pada srikaya memiliki efek sitotoksik (Yang et al., 2009, Rahman et al., 2005), inhibitor agregasi platelet (Yang et al., 2002), inhibitor replikasi HIV (Wu et al., 1996), agen antidiabetes (antihiperglikemik) dan antioksidan (Kaleem et al., 2006, Panda and Kar, 2007), pestisida (Jaswanth, 2002), serta dapat digunakan dalam terapi Neisseria gonorrhea (Shokeen, 2005). Kandungan skuamosinnya berfungsi sebagai insektisida, sementara kandungan ascimicinnya memiliki efek antileukemia (Taylor and Francais, 1999). Caryophyllene oxide pada kulit batang memiliki aktivitas analgesik dan antiinflamasi (Chavan, 2009), serta cyclosquamosin D pada biji terbukti menunjukkan inhibisi sitokin proinflammatory pada makrofag J774A.1 terinduksi Pam3Cys (Yang, et al., 2008).
Ekstrak air dan organik Annona squamosa menginduksi apoptosis sel BC-8, dengan menginduksi fragmentasi DNA dan aktivasi caspase-3. Pengamatan dengan flowcytometry menunjukkan terbentuknya badan apoptosis setelah inkubasi sel setelah diterapi dengan ekstrak selama 24 jam. Selain aktivasi caspase-3, kedua ekstrak juga meregulasi ekspresi gen Bcl dan BclXL yang berperan dalam induksi apoptosis (Pardharasardhi et al., 2004).
Daftar Pustaka
Jaswanth, A., 2002, Evaluation of mosquitocidal activity of Annona squamosa leaves against filarial vector mosquito, Culex quinquefasciatus Say., Department of Pharmacology, Periyar College of Pharmaceutical Sciences for Girls, Tiruchirappalli, 620 021, India.
Hopp, D.C., 1996, Squamotacin: an annonaceous acetogenin with cytotoxic selectivity for the human prostate tumor cell line (PC-3), Department of Medicinal Chemistry and Pharmacognosy, Purdue University, West Lafayette, Indiana 47907-1333, USA.
M., Kaleem, 2006. Antidiabetic and antioxidant activity of Annona squamosa extract in streptozotocin-induced diabetic rats, Department of Biochemistry, Faculty of Life Sciences, Aligarh Muslim University, Aligarh 202002, India.
P. Shookeen, 2005. Preliminary studies on activity of Ocimum sanctum, Drynaria quercifolia, and Annona squamosa against Neisseria gonorrhoeae, Ambedkar Center for Biomedical Research, University of Delhi, Delhi, India.
Syamsuhidayat, Sri Sugati, and Johnny Ria Hutapea, 1991, Inventaris Tanaman Obat Indonesia (I), Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
S., Panda, 2007, Antidiabetic and antioxidative effects of Annona squamosa leaves are possibly mediated through quercetin-3-O-glucoside, School of Life Sciences, Devi Ahilya University, Takhshila Campus, Indore-452017, Madhya Pradesh, India.
Y.C., Wu, 1996, Identification of ent-16 beta, 17-dihydroxykauran-19-oic acid as an anti-HIV principle and isolation of the new diterpenoids annosquamosins A and B from Annona squamosa, Graduate Institute of Natural Products, Kaohsiung Medical College, Taiwan, Republic of China.
Y.L., Yang, 2002, New ent-kaurane diterpenoids with anti-platelet aggregation activity from Annona squamosa, Graduate Institute of Natural Products, Kaohsiung Medical University, Taiwan, Republic of China.
Harborne, 1999, Phytochemical Dictionary Second Edition, Taylor and Francis.
Petasai, M.S., 1986, Thesis, Fac.Pharm.Sci., Chulalongkorn Univ., Bangkok.
M.J., Chavan, Wakte P.S., and Shinde D.B., 2009, Analgesic and anti-inflammatory activity of caryophyllene oxide from Annona squamosa L. bark., Phytomedicine,
Yang Y.L., Hua K.F., Chuang P.H., Wu S.H., Wu K.Y., Chang F.R., and Wu Y.C., 2008, New cyclic peptides from the seeds of Annona squamosa L. and their anti-inflammatory activities., J Agric Food Chem, 23;56(2):386-92.
Yang H., Zhang N., Li X., He L., and Chen J., 2009, New nonadjacent bis-THF ring acetogenins from the seeds of Annona squamosa., Fitoterapia.
Yang H.J., Li X., Zhang N., Chen J.W., Wang M.Y., 2009, Two new cytotoxic acetogenins from Annona squamosa., J Asian Nat Prod Res. 11(3):250-6.
Mukhlesur Rahman M., Parvin S., Ekramul Haque M., Ekramul Islam M., and Mosaddik M.A., 2005, Antimicrobial and cytotoxic constituents from the seeds of Annona squamosa, Fitoterapia.76(5):484-9.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar